Kota Bekasi memiliki indeks ketahanan pangan terbaik dibanding sejumlah kota lain di Provinsi Jawa Barat.
Hal ini terlihat dari laporan Badan Pangan Nasional (Bapanas) yang bertajuk Peta Ketahanan dan Kerentanan Pangan Tahun 2022 (Data Indikator Tahun 2021).
Mengacu pada UU No. 18 Tahun 2012, ketahanan pangan adalah kondisi terpenuhinya pangan bagi negara sampai dengan perseorangan, yang tercermin dari tersedianya pangan yang cukup, baik jumlah maupun mutunya, aman, beragam, bergizi, merata, dan terjangkau, serta tidak bertentangan dengan agama, keyakinan, dan budaya masyarakat, untuk dapat hidup sehat, aktif, dan produktif secara berkelanjutan.
Bapanas mengukur indeks ketahanan pangan di kota-kota Indonesia berdasarkan delapan indikator utama, yakni:
- Persentase penduduk yang hidup di bawah garis kemiskinan;
- Persentase rumah tangga dengan proporsi pengeluaran untuk pangan >65% terhadap total pengeluaran;
- Persentase rumah tangga tanpa akses listrik;
- Persentase rumah tangga tanpa akses ke air bersih;
- Angka harapan hidup pada saat lahir;
- Rasio jumlah penduduk per tenaga kesehatan terhadap tingkat kepadatan penduduk;
- Rata-rata lama sekolah perempuan di atas 15 tahun; dan
- Persentase balita dengan tinggi badan di bawah standar (stunting).
Berbagai indikator itu kemudian diolah menjadi skor berskala 0-100. Semakin tinggi skornya, ketahanan pangan suatu kota diasumsikan semakin tinggi.
Dengan metode tersebut, Kota Bekasi meraih skor 86,79 pada 2021, paling baik di antara 9 kota Jawa Barat yang diriset Bapanas.
Adapun indeks ketahanan pangan Kota Bekasi melampaui Ibu Kota Provinsi Jawa Barat, yakni Kota Bandung yang meraih skor 80,23.
(Baca: 10 Kota dengan Ketahanan Pangan Tertinggi, Bekasi dan Depok Masuk Daftar)
Kota Bekasi memperoleh skor indeks ketahanan pangan lebih baik dari Kota Bandung karena sejumlah faktor.
Salah satunya, persentase rumah tangga Kota Bekasi yang rasio pengeluaran untuk pangannya >65% dari total pengeluaran hanya 8,7% pada 2021, sedangkan Kota Bandung 15,65%.
Artinya, secara umum harga pangan di Kota Bekasi lebih terjangkau oleh warganya, ketimbang di Kota Bandung.
Kemudian, persentase rumah tangga Kota Bekasi yang tak punya akses air bersih hanya 4,34%, sedangkan Kota Bandung 6,15%. Angka itu menunjukkan, Kota Bekasi memiliki distribusi air bersih yang relatif lebih baik ketimbang Kota Bandung.
Adapun dari 9 kota di Jawa Barat yang diriset Bapanas, Kota Tasikmalaya memiliki indeks ketahanan pangan terendah, dengan skor 55,38.
Kota Tasikmalaya meraih indeks rendah karena persentase penduduk miskinnya mencapai 13,13% pada 2021, paling banyak dibanding kota-kota Jawa Barat lain yang diriset.
Harga makanan di Kota Tasikmalaya juga tampaknya kurang terjangkau, karena persentase rumah tangga yang rasio pengeluaran untuk pangannya >65% dari total pengeluaran mencapai 31,34%.
(Baca: Jaksel, Wilayah dengan Ketahanan Pangan Tertinggi di DKI Jakarta)