Menurut The AI Index 2023 Annual Report yang dirilis Stanford University, nilai investasi global untuk pengembangan teknologi kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI) sepanjang 2022 mencapai USD 189,59 miliar atau sekitar Rp2.843 triliun (asumsi kurs Rp15.000 per USD).
Jika dikelompokkan per negara, dana investasi swasta (private investment) AI terbesar pada 2022 berada di Amerika Serikat (AS) dengan nilai total USD 47,4 miliar.
Negara-negara lain yang menjadi lokasi utama investasi AI adalah Tiongkok, Inggris, Israel, India, Korea Selatan, Jerman, Kanada, Prancis, dan Argentina, dengan rincian seperti terlihat pada grafik.
Secara global, investasi AI paling banyak ditujukan untuk pengembangan layanan medis (USD 6,1 miliar), manajemen data dan cloud (USD 5,9 miliar), serta teknologi keuangan (USD 5,5 miliar.
(Baca: Tiongkok Jadi Negara Terdepan dalam Riset AI, Lampaui AS dan Eropa)
Kendati nilai investasi AI di Tiongkok lebih rendah ketimbang AS, Tiongkok tampaknya lebih aktif melakukan penelitian. Pada 2021 Tiongkok menghasilkan sekitar 39% dari total publikasi jurnal riset AI global, sedangkan AS hanya sekitar 10%.
Sepanjang 2021, jurnal riset AI juga lebih banyak berasal dari kampus-kampus di Tiongkok ketimbang kampus di AS.
Perusahaan yang paling banyak menerima investasi swasta bidang AI juga berada di Tiongkok, yakni GAC New Energy Automobile. Pada 2022 GAC meraih dana investasi sekitar USD 2,5 miliar untuk pengembangan AI di bidang otomotif, energi bersih, kendaraan listrik, dan manufaktur.
(Baca: 10 Kampus Terdepan dalam Riset AI, Mayoritas dari Tiongkok)