Nyaris Bangkrut, Laba Bersih Tupperware Sempat Minus Berulang Kali

Pasar
1
Erlina F. Santika 12/04/2023 19:00 WIB
Laba Bersih (Net Income) Tupperware (2016-2022)*
databoks logo
  • A Font Kecil
  • A Font Sedang
  • A Font Besar

Produsen wadah penyimpanan plastik, Tupperware, tengah goyah dan berpotensi mengalami kebangkrutan. Kondisi keuangan perusahaan tersebut disebut terus memburuk.

Manajemen Tupperware menjelaskan, tidak memiliki cukup kas untuk mendanai operasinya jika tidak mendapatkan dana tambahan. Oleh karena itu, merek dari Amerika Serikat (AS) itu memerlukan dana segar tambahan agar perusahaan bisa bertahan.

CEO Tupperware Miguel Fernandez mengatakan, perusahaan sedang menjajaki potensi PHK dan meninjau portofolio real estate-nya untuk upaya penghematan uang yang lebih potensial.

"Perusahaan melakukan segala daya untuk mengurangi dampak peristiwa baru-baru ini, dan kami mengambil tindakan segera untuk mencari pembiayaan tambahan dan mengatasi posisi keuangan kami," ujar Miguel Fernandez dikutip dari CNN International, Selasa (11/4/2023).

Lantas, bagaimana laba bersih yang didulang dari perusahaan berusia 77 tahun ini?

Dari laporan keuangannya, selama kurun 2016-2022 Tupperware tercatat merugi dua kali.

Pada pembukuan 2022, Tupperware tercatat rugi US$14,2 juta atau Rp211,28 miliar (asumsi kurs Rp14.879 per dolar AS). Padahal, penjualan bersihnya mencapai US$1,3 miliar atau Rp19,42 triliun.

Pada 2021, laba bersihnya hanya mencapai US$18,6 juta atau Rp276,74 miliar. Capaian itu merosot jauh dari 2020 yang bisa menorehkan laba bersih hingga US$112,2 juta atau Rp1,66 triliun.

Kerugian besar pernah terjadi pada 2017 yang mencapai USS$265,4 juta atau senilai Rp3,94 triliun. Ini adalah kerugian bersih terbesar selama 7 tahun terakhir.

Secara umum, laba bersih Tupperware memang fluktuatif dan nominalnya bisa berbeda begitu signifikan dari tahun ke tahun. Sebagai catatan, pembukuan 2022 masih dalam proses audit.

Berikut laba bersih Tupperware (2016-2022).

  • 2016 US$223.6 juta atau Rp3,32 triliun
  • 2017 US$(265.4) juta atau Rp(3,94) triliun
  • 2018 US$155.9 juta atau Rp2,32 triliun
  • 2019 US$12.4 juta atau Rp184,50 miliar
  • 2020 US$112.2 juta atau Rp1,66 triliun
  • 2021 US$18.6 juta atau Rp276,74 miliar
  • 2022 US$(14.2) juta atau Rp(211,28) miliar

(Baca juga: Di Ambang Kebangkrutan, Saham Tupperware Anjlok Usai Umumkan PHK Karyawan)

Data Populer
Lihat Semua