Di Ambang Kebangkrutan, Saham Tupperware Anjlok Usai Umumkan PHK Karyawan

Pasar
1
Cindy Mutia Annur 12/04/2023 13:10 WIB
Pergerakan Harga Saham Tupperware Brands Corporation/ TUP (11 April 2022-11 April 2023)
databoks logo
  • A Font Kecil
  • A Font Sedang
  • A Font Besar

Merek wadah penyimpanan plastik, Tupperware, kini berada diambang kebangkrutan akibat kondisi keuangan perusahaan yang terus memburuk.

Harga saham Tupperware Brands Corporation (TUP) pun semakin anjlok usai perusahaan mengumumkan bakal melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap karyawannya pada Jumat (7/4/2023) lalu.

Berdasarkan data Yahoo Finance, harga saham Tupperware sebesar US$1,3 pada penutupan perdagangan Selasa, 11 April 2023. Angka tersebut anjlok 93,29% dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya (year-on-year/yoy). Saham Tupperware juga anjlok 68% jika dibandingkan dengan awal 2023 (year-to-date/ytd).

New York Stock Exchange (NYSE) pun memperingatkan, saham Tupperware terancam dihapus dari daftar (delisting) lantaran perusahaan tak kunjung merilis laporan keuangan.

Manajemen Tupperware mengatakan, tidak akan memiliki cukup kas untuk mendanai operasinya jika tidak mendapatkan dana tambahan. Maka dari itu, produsen asal Amerika Serikat (AS) itu memerlukan dana segar tambahan agar perusahaan bisa bertahan.

CEO Tupperware Miguel Fernandez mengatakan, perusahaan sedang menjajaki potensi PHK dan meninjau portofolio real estatnya untuk upaya penghematan uang yang lebih potensial.

"Perusahaan melakukan segala daya untuk mengurangi dampak peristiwa baru-baru ini, dan kami mengambil tindakan segera untuk mencari pembiayaan tambahan dan mengatasi posisi keuangan kami," ujar Miguel Fernandez dikutip dari CNN International, Selasa (11/4/2023).

Adapun bisnis yang telah berjalan selama 77 tahun ini belakangan berjuang mempertahankan eksistensinya di tengah kehadiran beragam perusahaan pesaing. Selain itu, Tupperware juga telah mencoba untuk melepaskan citranya yang tenang dan mulai menarik pelanggan lebih muda dengan produk yang lebih baru dan trendi.

Analis Ritel sekaligus Direktur Pelaksana GlobalData Retail Neil Saunders mengatakan ada sejumlah masalah yang belakangan merugikan Tupperware. Misalnya, penurunan penjualan hingga produk-produk mereka yang cenderung ‘jadul’.

"Beberapa masalah merugikan Tupperware, termasuk penurunan tajam dalam jumlah penjual, penurunan konsumen pada produk rumah tangga, dan merek yang masih belum sepenuhnya terhubung dengan konsumen yang lebih muda," ujar Neil.

(Baca: Mudah Ditemukan hingga Harga Terjangkau, Ini Ragam Faktor Konsumen Saat Memilih Produk Sabun)

Editor : Padjar Iswara
Data Populer
Lihat Semua