PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) membukukan total nilai transaksi (gross transaction value/GTV) sebesar Rp613,4 triliun sepanjang 2022. Capaian ini tumbuh 33% dibanding periode yang sama tahun lalu (year-on-year/yoy).
Direktur Keuangan Grup GoTo Jacky Lo mengatakan, GOTO terus mencatatkan pertumbuhan di tengah ketidakpastian makroekonomi. Menurut dia, ini karena pengelolaan beban secara menyeluruh, melalui efisiensi struktural di semua bagian organisasi.
"Perseroan meyakini bahwa kami akan mencapai arus kas operasional positif, seiring dengan percepatan langkah menuju target profitabilitas di tahun ini,” ujar Jacky melalui siaran pers, Senin (20/3/2023).
Adapun GTV dari sektor terknologi keuangan alias fintech, masih menjadi penyumbang terbesar yaitu mencapai Rp360,4 triliun sepanjang 2022. Nilai ini tumbuh 67,7% (yoy) dari Rp214,9 triliun pada 2021.
Menurut Jacky, GTV sektor fintech tetap bertumbuh meskipun insentif konsumen layanan pembayaran berkurang sekitar 40% dibandingkan tahun sebelumnya. Begitu pula dengan produk pinjaman PayLater yang meningkat.
“Kualitas pelanggan GoPay terus meningkat, dengan pengeluaran rata-rata pelanggan tumbuh 32% di akhir kuartal 2022, jika dibandingkan dengan kuartal keempat 2021,” ujar Jacky.
Selanjutnya, GTV layanan e-commerce naik 18,43% (yoy) menjadi Rp273,1 triliun, dan GTV layanan on demand tumbuh 22,46% (yoy) menjadi Rp61,6 triliun.
Adapun segmen lainnya memiliki GTV Rp900 miliar, sementara itu terdapat pengurangan nilai GTV dari eliminasi antarperusahaan senilai Rp82,6 triliun.
Kendati GTV perusahaan milik Gojek dan Tokopedia ini meningkat, rugi bersih GoTo justru makin membengkak. Kerugian bersih emiten teknologi ini mencapai Rp40,5 triliun sepanjang 2022 atau meningkat 56% dari tahun sebelumnya (yoy) yang senilai Rp 25,9 triliun.
Di sisi lain, pendapatan bersih GOTO mencapai Rp11,3 triliun pada 2022. Nilai ini meningkat 120% dari tahun sebelumnya (yoy) sebesar Rp5,2 triliun.
(Baca: Kerugian GOTO Membengkak Meskipun Pendapatannya Meningkat pada 2022)