Belum Semua Tenaga Kesehatan Memahami Gejolak Pramenstruasi pada Perempuan

Layanan konsumen & Kesehatan
1
Erlina F. Santika 07/03/2023 20:13 WIB
Persepsi Profesional Kesehatan atas Koleganya Terkait Gejolak Pramenstruasi di Inggris (2022)
databoks logo
  • A Font Kecil
  • A Font Sedang
  • A Font Besar

Lembaga riset Ipsos melakukan riset terhadap para profesional bidang kesehatan. Riset kali ini untuk melihat persepsi para tenaga kesehatan terhadap sejumlah kondisi, salah satunya adalah gejolak pramenstruasi (PMS) yang dirasakan oleh para perempuan.

Hasilnya, sebanyak 46% profesional kesehatan merasa teman sejawatnya justru tidak terlalu memahami gejolak pramenstruasi yang dialami perempuan. Bahkan sebanyak 13% merasa para pekerja kesehatan sebenarnya tidak mengerti sama sekali. Ipsos menggabungkan presentase itu sebagai jawaban "kurang dipahami".

"Ketegangan pramenstruasi bahkan kurang dipahami dengan baik (59%)," tulis Ipsos dalam laporannya.

Meski begitu, masih ada pekerja kesehatan yang dianggap cukup memahami (29%) dan sangat memahami kondisi tersebut (7%).

Ipsos menyebut, ada berbagai kemungkinan interpretasi atas temuan tersebut. Di antaranya, para pekerja kesehatan pria yang kurang paham. Selain itu dalam skala yang lebih besar, ada kekurangan informasi soal gender secara sistemik. Artinya, transfer ilmu terkait kondisi yang dirasakan perempuan masih kurang di lingkungan tersebut.

Dalam riset persepsi itu, Ipsos meminta responden untuk menilai tingkat pemahaman teman sejawatnya. Rekan sejawatnya ini memiliki peran atau kedudukan yang sama dengan mereka. Jumlah responden sebanyak 250 tenaga kesehatan di Inggris yang diwawancarai secara daring pada 28 September-24 Oktober 2022.

Riset ini bertajuk Hysterical Health, Unpicking the cultural beliefs that shape women’s healthcare yang diterbitkan pada 6 Februari 2023. 

(Baca juga: Memahami Depresi Postpartum yang Dirasakan Para Ibu Setelah Melahirkan)

Data Populer
Lihat Semua