Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat 61,51 poin atau 0,89% ke level 6.935,301 pada penutupan perdagangan Selasa, 7 Februari 2023.
Penguatan indeks saham ini seiring dengan meningkatnya cadangan devisa dalam negeri.
“Penguatan IHSG ini juga bersamaan dengan adanya rilis data cadangan devisa yang berada di angka US$139,4 miliar di atas ekspektasi konsensus," ujar Analis MNC Sekuritas Herditya Wicaksana dikutip dari Antara, Selasa (7/2/2023).
Bank Indonesia (BI) baru saja melaporkan cadangan devisa Indonesia mencapai US$139,4 miliar pada akhir Januari 2023. Posisi tersebut meningkat dibandingkan pada akhir Desember 2022 yang sebesar US$137,2 miliar.
Cadangan devisa RI pada akhir Januari 2023 setara dengan pembiayaan 6,1 bulan impor atau enam bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah, serta berada di atas standar kecukupan internasional sekitar tiga bulan impor.
Menurut Direktur Eksekutif Kepala Departemen Komunikasi BI Erwin Haryono , peningkatan posisi cadangan devisa pada Januari 2023 antara lain dipengaruhi oleh penerbitan global bond pemerintah serta penerimaan pajak dan jasa.
Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), frekuensi perdagangan saham hari ini sebanyak 1,17 juta kali transaksi.
Total saham yang berpindah tangan mencapai 18,51 miliar lembar, dengan nilai transaksi mencapai Rp10,73 triliun.
Emiten berkode ZATA menjadi top gainer dengan penguatan 34%. Diikuti SDPC dan IPPE yang menguat masing-masing 24,83% dan 24%.
Adapun emiten top loser hari ini antara lain NAYZ terkontraksi 10%, diikuti ISAP dan EURO yang melemah masing-masing 9,84% dan 7,18%.
Meski indeks saham menguat, namun mayoritas saham hari ini ditutup stagnan. Rinciannya 307 saham stagnan, 275 saham menguat, dan 259 saham melemah.
(Baca: IHSG Melemah Ikuti Mayoritas Bursa Asia dan Global (Senin, 6 Februari 2023))