Kementerian Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) mencatat, realisasi investasi pada kuartal IV-2022 mencapai Rp314,8 triliun. Tercatat, nilai Penanaman Modal Asing (PMA) sebesar Rp175,2 triliun, berkontribusi 55,6% terhadap total realisasi investasi, serta tumbuh 43,3% secara tahunan (year-on-year/yoy).
"Ini (Indonesia) salah satu negara yang pertumbuhan PMA-nya tertinggi," ujar Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia dalam konferensi pers, Selasa (24/1/2023).
Meski demikian, melonjaknya nilai investasi asing pada kuartal IV-2022 tersebut tak sebanding dengan serapan tenaga kerjanya.
Menurut laporan BKPM, serapan tenaga kerja dari PMA hanya sebanyak 134.952 orang atau 39,70% dari total serapan kerja investasi pada kuartal IV-2022. Jumlah ini turun 5,25% dari kuartal sebelumnya (quarter-to-quarter/qtq), namun tumbuh tipis 0,62% dari tahun sebelumnya (yoy).
Serapan tenaga kerja dari PMA pada kuartal IV-2022 bahkan lebih kecil dari kuartal IV-2019 yang mencapai 158.910 orang. Padahal, realisasi PMA periode tersebut tertinggal jauh dari kuartal IV-2022.
Adapun selama tiga bulan terakhir di 2022, penyerapan tenaga kerja terbanyak berasal dari Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN), yakni sekitar 204.927 orang atau berkontribusi 60,3% dari total serapan kerja investasi RI. Angka ini tumbuh 11,9% secara kuartal (qtq) dan 26,98% secara tahunan (yoy).
Secara tren, penyerapan tenaga kerja dari PMA dan PMDN per kuartal cenderung fluktuatif sepanjang 2022. Namun, jika dilihat secara total, jumlahnya terus meningkat.
(Baca: Didorong Modal Asing, Realisasi Investasi Memuncak pada Kuartal IV-2022)