Bisa Dapat Subsidi, Ini Mobil Listrik yang Diproduksi di Indonesia

Transportasi & Logistik
1
Adi Ahdiat 15/12/2022 11:30 WIB
Merek Mobil Listrik yang Diproduksi di Indonesia dan Volume Penjualan Wholesale-nya (Januari-November 2022)
databoks logo
  • A Font Kecil
  • A Font Sedang
  • A Font Besar

Pemerintah Indonesia berencana memberi subsidi mobil listrik sebesar Rp80 juta per unit. Namun, subsidi ini hanya diberikan untuk mobil listrik yang diproduksi di dalam negeri.

"Insentif akan diberikan kepada pembelian mobil atau motor listrik yang memiliki pabrik di Indonesia," kata Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita melalui keterangan pers yang dilansir akun Youtube resmi Sekretariat Presiden RI, Rabu (14/12/2022).

Menperin Agus menilai kebijakan ini bisa merangsang produsen kendaraan listrik global untuk berinvestasi.

Adapun menurut data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), sampai November 2022 baru ada dua produsen mobil listrik yang melakukan produksi di Indonesia, yaitu Hyundai dan Wuling.

Berikut rincian varian mobil listrik yang diproduksi di dalam negeri, beserta volume penjualan wholesale-nya di pasar domestik periode Januari-November 2022:

1. Hyundai:

  • Hyundai Ioniq 5 Signature Extended: 1.475 unit
  • Hyundai Ioniq 5 Signature Reguler: 197 unit
  • Hyundai Ioniq 5 Prime Extended: 78 unit
  • Hyundai Ioniq 5 Prime Reguler: 36 unit
  • Hyundai Ioniq 5: 0 unit

2. Wuling

  • Wuling Air EV Long Range: 4.799 unit
  • Wuling Air EV Standard Range: 1.122 unit

Selama periode Januari-November 2022, Wuling Air EV tipe Long Range menjadi mobil listrik dengan volume penjualan wholesale tertinggi di pasar domestik.

Kemudian di urutan kedua ada mobil listrik Hyundai Ioniq 5 tipe Signature Extended seperti terlihat pada grafik.

Selain mobil listrik, pemerintah juga berencana memberi subsidi untuk pembeli mobil hybrid sebesar Rp40 juta, motor listrik Rp8 juta, dan motor listrik konversi Rp5 juta. Namun, rencana ini masih dalam tahap penggodokan dan belum final.

"Kami belajar dari berbagai negara yang sudah relatif lebih maju dalam penggunaan electric vehicle baik itu mobil atau motor listrik, contohnya negara-negara di Eropa, karena memang pemerintahnya memberikan insentif," kata Menperin Agus.

"Kalau kita lihat Cina juga memberikan insentif, dan negara yang sebetulnya menjadi kompetitor kita, Thailand, juga memberikan insentif," lanjutnya.

"Masing-masing negara mempunyai kebijakan berbeda, tapi intinya memberikan insentif, dan dalam konteks ini Indonesia ingin mendorong agar penggunaan mobil atau motor listrik bisa semakin cepat," katanya lagi.

(Baca: Ini Besaran Subsidi Mobil Listrik di Luar Negeri)

Editor : Adi Ahdiat
Data Populer
Lihat Semua