Pertumbuhan Transaksi Internet Banking RI Belum Sekuat Negara Tetangga

Keuangan
1
Adi Ahdiat 15/11/2022 14:10 WIB
Volume Transaksi Internet Banking dan Mobile Banking per 1.000 Penduduk di Negara ASEAN (2015-2021)
databoks logo
  • A Font Kecil
  • A Font Sedang
  • A Font Besar

Menurut data International Monetary Fund (IMF), tren transaksi internet banking dan mobile banking di Thailand tumbuh pesat dalam tujuh tahun terakhir, serta mengalahkan negara tetangganya seperti Malaysia, Indonesia, dan Vietnam.

Internet banking adalah layanan perbankan yang tersedia melalui website atau situs internet. Sedangkan mobile banking adalah layanan perbankan yang tersedia melalui aplikasi smartphone.

Meski cara mengaksesnya berbeda, kedua layanan tersebut sama-sama membutuhkan koneksi internet dan bisa digunakan untuk transaksi perbankan secara digital, seperti pembayaran tagihan, transfer uang, cek saldo, dan lain-lain.

(Baca: Mayoritas Publik Indonesia Belum Pernah Akses Internet atau Mobile-Banking)

Pada tahun 2015 volume transaksi internet/mobile banking di Thailand baru berjumlah 7.786 transaksi per 1.000 penduduk. Namun, pada 2021 volumenya sudah naik menjadi 238.245 transaksi per 1.000 penduduk.

Secara kumulatif, volume transaksi internet/mobile banking per 1.000 penduduk di Thailand tumbuh sekitar 2.959% selama periode 2015-2021.

Tren pertumbuhan pesat juga terlihat di Malaysia dan Vietnam. Selama periode 2015-2021 volume transaksi internet/mobile banking per 1.000 penduduk di Malaysia tumbuh 539%, dan di Vietnam tumbuh 1.754%.

Sedangkan di Indonesia, tingkat pertumbuhannya hanya 106% dalam periode sama. Alhasil, volume transaksi internet/mobile banking per 1.000 penduduk di Indonesia pada 2021 lebih rendah dari Malaysia dan Thailand, serta hampir tersusul oleh Vietnam seperti terlihat pada grafik.

Pemerintah Indonesia menyatakan terus berupaya mendorong perluasan akses layanan keuangan digital untuk masyarakat.

"Literasi keuangan digital masyarakat perlu kita tingkatkan melalui kolaborasi seluruh stakeholders, termasuk dengan asosiasi dan platform digital. Layanan keuangan digital juga harus makin inklusif dan mampu menjangkau segenap lapisan masyarakat," kata Menko Perekonomian Airlangga Hartarto dalam siaran persnya, Jumat (11/11/2022).

"Konektivitas digital yang memadai dan terjangkau merupakan tulang punggung pengembangan ekonomi digital. Untuk itu pemerintah fokus melanjutkan pembangunan infrastruktur baik fisik maupun digital, mulai dari optimalisasi jaringan fiber optic, pembangunan menara BTS, data center, satelit Satria 1 dan 2, perluasan jaringan 4G dan uji coba 5G, hingga low-orbital satellite untuk dapat menjangkau seluruh masyarakat," katanya lagi.

(Baca: Tren Transaksi QRIS Meningkat Pesat sejak Awal Pandemi)

Editor : Adi Ahdiat
Data Populer
Lihat Semua