Meta Platform Inc. (Meta) mencatatkan pendapatan sebesar US$27,71 miliar atau sekitar Rp433,02 triliun pada kuartal III 2022 (kurs Rp15.627/US$).
Meski demikian, pendapatan perusahaan yang memayungi Instagram, Facebook, dan WhatsApp itu merosot 4,46% secara tahunan (year-on-year/yoy). Pendapatan Meta juga turun 3,84% dibandingkan kuartal sebelumnya (quarter-to-quarter/qtq).
Adapun menurut TechCrunch, penurunan pendapatan Meta tersebut sebagian besar disebabkan oleh investasi besar Meta di metaverse.
Reality Labs, divisi virtual reality Meta, tercatat kehilangan US$3,672 miliar pada kuartal III-2022. Hal yang sama terjadi di kuartal III 2021, di mana perusahaan induk Facebook ini mengalami kerugian US$2,63 miliar.
CEO Meta Mark Zuckerberg mengatakan, saat ini ada banyak masalah yang terjadi di industri bisnis. Seperti permasalahan ekonomi makro, kompetisi, tantangan iklan, dan sebagainya. Meski demikian, ia meyakini bahwa perusahaan telah membawa seluruh keluarga aplikasi dengan cukup baik di tengah eksperimen yang dilakukan induk Facebook.
"Reels berhasil, mesin pencarian berfungsi, semua iklan berfungsi berdasarkan sinyal, bisnis perpesanan berhasil, saya -- kami tidak dapat memberi tahu Anda sekarang seberapa besar skalanya. Tapi saya pikir masing-masing hal ini berjalan ke arah yang benar," ujar Zuckerberg dalam siaran pers, Rabu (26/10).
"Jelas, pekerjaan metaverse adalah serangkaian upaya jangka panjang yang sedang kami kerjakan. Tapi saya tidak tahu. Saya pikir itu akan berhasil juga," ujar dia.
Adapun perekrutan karyawan Meta dilaporkan bakal melambat secara signifikan tahun depan. Perusahaan tercatat telah menambahkan 3.700 karyawan baru di kuartal III 2022, atau turun dari 5.700 penambahan karyawan di kuartal sebelumnya.
"Kami memperkirakan perekrutan akan melambat secara dramatis ke depan dan mempertahankan jumlah karyawan yang rata-rata rata tahun depan dibandingkan dengan level saat ini," ujar CFO Meta David Wehner.
(Baca: Warga RI Lebih Suka Berteman di Facebook Ketimbang Medsos Lainnya)