PT Global Digital Niaga Tbk, perusahaan pemilik brand Blibli, berencana melakukan penawaran umum saham perdana atau initial public offering (IPO) pada 1-3 November 2022.
Perusahaan e-commerce ini menawarkan sekitar 17,77 miliar saham baru dengan rentang harga Rp410-Rp460 per saham. Dari penawaran tersebut, Blibli menargetkan bisa meraih dana IPO hingga Rp8,17 triliun.
Menurut prospektus perusahaan, dana IPO tersebut nantinya akan digunakan untuk membayar utang.
"Sekitar Rp5.500.000.000.000,00 (lima triliun lima ratus miliar rupiah) akan digunakan oleh Perseroan untuk pembayaran seluruh saldo utang fasilitas perbankan," ungkap Blibli dalam prospektusnya.
Jika dirinci lagi, hasil dana IPO Blibli akan dipakai untuk melunasi utang ke PT Bank Central Asia Tbk (BCA) senilai Rp2,75 triliun, serta utang ke PT Bank BTPN Tbk (BTPN) senilai Rp2,75 triliun.
Setelah pembayaran utang selesai, Blibli akan menggunakan sisa dana IPO untuk modal kerja.
"(Modal kerja) termasuk namun tidak terbatas pada kegiatan penjualan dan pemasaran, pengembangan produk, pembiayaan kegiatan operasional (termasuk biaya pemeliharaan atau beban operasional lainnya), dan penambahan fasilitas pendukung usaha Perseroan (termasuk di antaranya pembaruan teknologi)," ungkap Blibli.
"Perseroan akan mempertanggungjawabkan realisasi penggunaan dana hasil Penawaran Umum ini dengan melaporkan secara berkala kepada OJK sesuai dengan POJK No. 30/2015," lanjutnya.
(Baca: Blibli Bersiap IPO, Ini Kinerja Keuangannya per Semester I 2022)