Amerika Serikat (AS) mengalami inflasi tahunan sebesar 8,2% (year-on-year/yoy) pada September 2022. Laju inflasi ini turun dibanding bulan sebelumnya, namun masih jauh lebih tinggi ketimbang bertahun-tahun lalu seperti terlihat pada grafik.
Inflasi AS yang berada di kisaran 8% tersebut juga masih tercatat sebagai rekor tertinggi dalam 4 dekade terakhir.
Pada September 2022 inflasi di AS paling banyak didorong oleh kenaikan indeks harga perumahan, makanan, dan perawatan kesehatan. Sementara itu indeks harga energi mengalami penurunan.
"Indeks energi turun karena harga bensin menurun, tetapi harga gas alam dan listrik meningkat," kata Biro Statistik Tenaga Kerja AS dalam siaran pers, Kamis (13/10/2022).
Meski ada penurunan, sejumlah analis ekonomi menilai laju inflasi AS masih mengkhawatirkan.
"The Fed perlu bereaksi dengan pengetatan kebijakan sampai inflasi terkendali," kata Neil Birrel analis dari Premier Miton Investors kepada BBC, Kamis (13/10/2022).
"Ini merupakan berita buruk bagi perekonomian, khususnya bagi konsumen. Suku bunga kemungkinan akan lebih tinggi lagi. Sulit untuk melihat hal positif dalam kondisi ini," lanjutnya.
Di sisi lain, Presiden AS Joe Biden justru melihat inflasi ini sebagai pertanda pemulihan ekonomi AS dari dampak pandemi, sering dengan penciptaan lapangan kerja yang kuat dan pengangguran rendah di negerinya.
"Saya tidak berpikir akan terjadi resesi. Kalaupun terjadi, itu akan menjadi resesi yang sangat kecil," kata Presiden AS Joe Biden, dilansir BBC, Kamis (13/20/2022).
(Baca: Proyeksi IMF, Inflasi Indonesia Tidak Setinggi Inflasi Global)