Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan pada September 2022 terjadi inflasi sebesar 1,17% (month to-moth/m-to-m) dengan indeks harga konsumen (IHK) di level 112,87. Artinya, rata-rata harga barang pada September mengalami kenaikan sebesar 1,17% dibanding bulan sebelumnya.
Inflasi bulan lalu merupakan yang tertinggi sepanjang tahun ini seperti terlihat pada grafik. Dari 90 kota yang disurvei BPS, sebanyak 88 di antaranya mengalami inflasi dan hanya 2 kota yang mencatat deflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Bukittinggi sebesar 1,87% (m-to-m) dengan IHK sebesar 114,45 dan terendah terjadi di Merauke, yakni sebesar 0,07% (m-to-m) dengan IHK 109,49.
Sementara deflasi tertinggi terjadi di Manokwari sebesar 0,64% (m-to-m) dengan IHK 113,97 dan deflasi terendah terjadi di Timikia sebesar 0,59% (m-to-m) dengan IHK 113,87.
Inflasi pada September 2022 terjadi karena adanya kenaikan harga yang ditunjukkan oleh naiknya sebagian besar indeks kelompok pengeluaran seperti kelompok pakaian dan alas kakis sebesar 0,2%, kelompok perumahan, air, listri, dan bahan bakar rumah tangga sebesar 0,16%. Kemudian kelompok perlengkapan, peralatan dan pemeliharaan rutin rumah tangga sebesar 0,35%; kelompok kesehatan sebesar 0,57%, serta kelompok transportasi yang mencapai 8,8%.
Secara akumulasi sepanjang Januari-September 2022 terjadi inflasi sebesar 4,84%(year to date/ytd). Sementara jika dibandingkan dengan September 2021, inflasi bulan lalu mencapai 5,95% (year on year/yoy).
(Baca: 10 Negara dengan Inflasi Tertinggi, Ada yang Tembus 200%)