Pandemi Covid-19 berdampak pada penjualan tenaga listrik di tanah air. Hal ini terlihat dari hasil laporan Perusahaan Listrik Negara (PLN) yang menunjukkan bahwa penjualan tenaga listrik di Indonesia cenderung meningkat sebelum pandemi Covid-19 dan menurun setelahnya.
Tercatat, penjualan tenaga listrik di Indonesia sebesar 156.288 gigawatt per jam (GWh) pada 2011. Sepanjang 2011 hingga 2019 jumlahnya terus mengalami peningkatan setiap tahunnya.
Kemudian, jumlah penjualan tenaga listrik di tanah air turun 0,79% secara tahunan (year-on-year) pada 2020 yakni menjadi 241.140 GWh.
Secara rinci, penjualan tenaga listrik di tanah air terbesar pada tahun lalu untuk rumah tangga yakni mencapai 111.280 GWh. Kemudian, penjualan tenaga listrik untuk industri dan bisnis masing-masing sebesar 71.479 GWh dan 42.128 GWh.
Lalu, penjualan tenaga listrik di Indonesia yang diperuntukkan sektor sosial sebesar 8.037 GWh. Diikuti untuk gedung kantor pemerintah sebesar 4.597 GWh dan penerangan jalan umum sebesar 3.620 Gwh.
Menurunnya penjualan tenga listrik di tanah air berbanding terbalik dengan berlebihnya pasokan atau oversupply listrik PLN. Menurut Sekretaris Jenderal Kementerian ESDM, kelebihan pasokan listrik PLN mencapai 6 Giga Watt (GW) hingga akhir tahun ini.
(Baca: PLN Kelebihan Pasokan Listrik, Ini Proyeksi Kebutuhan Tenaga Listrik RI)