Anggaran Pendapatan dan Belanja (APBN) 2022 hingga paruh pertama tahun ini masih mencetak surplus. Kementerian Keuangan mencatat, surplus APBN 2022 sebesar Rp73,6 triliun, atau setara 0,39% produk domestik bruto (PDB) hingga semester I-2022.
“Jadi ini sudah 6 bulan berturut-turut APBN mengalami surplus," ujar Menteri Keuangan Sri Mulyani dalam konferensi pers APBN Kita, Rabu (27/6/2022).
Sri mengatakan, surplus APBN hingga akhir Juni 2022 sangat baik jika dibandingkan dengan akhir Juni 2021 yang mengalami defisit Rp283,1 triliun. Adapun, surplus itu ditopang oleh pendapatan negara yang tumbuh signfikan dibandingkan belanja negara.
Tercatat, pendapatan negara sepanjang semester I-2022 sebesar Rp1.317,2 triliun atau tumbuh 48,5% secara tahunan (year-on-year/yoy). Realisasi itu setara 58,1% dari target pendapatan negara yang sebesar Rp2.266,2 triliun.
Sementara, belanja negara tercatat sebesar Rp1.243,6 triliun atau tumbuh 6,3% secara yoy. Realisasi itu setara 40% dari pagu anggaran belanja negara yang mencapai Rp2.714, 2 triliun.
Dengan adanya surplus, maka pembiayaan utang pun mengalami penurunan. Per akhir Juni 2022, pembiayaan utang mencapai Rp153,5 triliun atau turun 63,5% yoy dibandingkan periode sama di 2021 yang sebesar Rp421,1 triliun. “Ini menurun drastis dibandingkan tahun lalu,” ujar Sri.
Sri mengatakan bahwa dengan surplusnya APBN di sepanjang semester I-2022 bakal menjadi hal yang positif bagi pemerintah untuk menghadapi semester II-2022, terutama di tengah kondisi global yang masih bergejolak dan berpotensi mempengaruhi kinerja ekonomi nasional.
(Baca: APBN Cetak Surplus Rp132,2 Triliun pada Mei 2022)