Pada 2020 ada sekitar 209 juta pengguna ganja di seluruh dunia. Jumlah tersebut naik tipis dibanding 2019, di mana pengguna ganja global masih di kisaran 200 juta orang.
Hal ini tercatat dalam World Drug Report 2022 yang dirilis United Nations Office on Drugs and Crime (UNODC) pada Senin (27/6/2022).
"Pada 2020, lebih dari 4 persen penduduk global yang berusia 15–64 tahun menggunakan ganja dalam setahun terakhir," tulis UNODC dalam laporannya.
Seluruh pengguna yang tercatat di sini adalah populasi yang mengonsumsi ganja untuk kepentingan nonmedis.
Pada tahun 2020 pengguna ganja paling banyak berada di kawasan Amerika, dengan jumlah total 66,64 juta pengguna. Kemudian di Asia ada sekitar 60,8 juta, Afrika 49,2 juta, Eropa 29,26 juta, dan Oseania 3,26 juta pengguna.
Menurut UNODC, secara global sekitar dua per tiga pengguna ganja berjenis kelamin laki-laki dan sepertiga sisanya perempuan. Namun, jika dilihat di skala negara proporsinya bisa sangat bervariasi.
"Di banyak negara berpenghasilan tinggi, kesenjangan gender dalam populasi pengguna ganja cenderung menyempit," jelas UNODC.
Laporan ini juga menemukan bahwa konsumsi ganja cenderung meningkat selama pandemi Covid-19.
"Misalnya, sebuah survei di Eropa menunjukkan bahwa orang-orang yang mengonsumsi ganja cenderung meningkatkan konsumsinya selama lockdown," jelas laporan tersebut.
"Pelarangan kegiatan di luar ruangan juga berperan dalam mendorong naiknya penanaman ganja di rumah," lanjutnya.
(Baca Juga: Industri Ganja Bisa Sumbang Pajak Hingga Rp14 Triliun per Tahun)