Harga komoditas pangan dunia merangkak naik akibat terjadinya gangguan rantai pasokan serta tingginya permintaan global.
Kenaikan harga pangan juga terjadi di Indonesia, tercermin dari tingginya laju inflasi harga makanan di sejumlah daerah.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), Kota Bukittinggi tercatat mengalami inflasi makanan sebesar 10,95% (year to date/ytd) sejak akhir Desember 2021 sampai Mei 2022.
Angka tersebut lebih besar dibanding inflasi makanan nasional yang rata-ratanya 5,82% (ytd), sekaligus paling tinggi di antara 90 kota yang disurvei BPS.
Kabupaten/kota dengan inflasi harga makanan tertinggi berikutnya adalah Kabupaten Bungo sebesar 9,43% (ytd). Diikuti Kabupaten Merauke yang mengalami kenaikan harga makanan 9,42% (ytd), Kabupaten Watampone 9,03% (ytd), dan Kabupaten Sintang 8,89% (ytd).
Ada pula Kabupaten Manokwari yang mengalami kenaikan harga makanan sebesar 8,55% (ytd) hingga Mei 2022. Setelahnya ada Kota Pangkal Pinang dengan inflasi makanan 7,71% (ytd), Kota Pare-Pare 7,61% (ytd), Kota Jayapura 7,41% (ytd), serta Kabupaten Banyuwangi 7,33% (ytd).
Secara keseluruhan, inflasi umum Indonesia mencapai 3,55% pada Mei 2022 (year on year/yoy) atau sebesar 2,56% (ytd).
(Baca: Minyak Nabati Pimpin Kenaikan Harga Pangan Dunia hingga Mei 2022)