PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk tampak melakukan aksi "bakar uang" selama periode 2018-2021.
Mengutip laporan keuangannya, dalam beberapa tahun terakhir beban penjualan dan pemasaran GoTo umumnya lebih besar ketimbang pendapatan, seperti terlihat pada grafik.
Pada 2018 GoTo menghabiskan Rp8,08 triliun untuk beban penjualan dan pemasaran. Beban ini termasuk pemberian promosi kepada pelanggan Gojek dan Tokopedia. Namun, pendapatan GoTo di tahun tersebut hanya Rp1,44 triliun.
Tren serupa terjadi di tahun berikutnya. GoTo mencatat beban penjualan dan pemasaran terbesar pada 2019, yakni mencapai Rp14,37 triliun. Angka ini 6 kali lebih besar dari pendapatan yang berjumlah Rp2,3 triliun.
Hal berbeda terlihat pada 2020. Di tahun pertama pandemi ini beban penjualan dan pemasaran GoTo tercatat Rp2,55 triliun, sementara pendapatannya sedikit lebih besar, yakni Rp3,33 triliun.
Adapun pola "bakar uang" kembali terlihat pada 2021, di mana GoTo mencatatkan pendapatan Rp4,54 triliun, namun nilai beban penjualan dan pemasarannya hampir 2 kali lipat lebih besar hingga mencapai Rp8,93 triliun.
(Baca: Pendanaan Startup Global Diprediksi Menyusut 19% pada Kuartal II 2022)