Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) melaporkan realisasi investasi Indonesia mencapai Rp282,4 triliun pada kuartal I-2022.
Nilai tersebut tumbuh 28,5% secara tahunan (yoy) serta menjadi rekor tertinggi dalam 10 tahun terakhir.
Namun, rekor pertumbuhan itu belum diiringi dengan lonjakan serapan tenaga kerja.
Menurut laporan BKPM, pada kuartal I-2022 serapan tenaga kerja dari investasi baru tumbuh sebesar 2,3% (yoy), jauh di bawah tingkat pertumbuhan realisasi investasi yang mencapai 28,5% (yoy).
Jika dilihat dari jumlahnya, total serapan tenaga kerja dari investasi cenderung stabil sejak akhir 2019, yakni di kisaran 300 ribu pekerja per kuartal seperti terlihat pada grafik.
Sampai kuartal I-2022 total pekerjanya masih sekitar 319 ribu orang, meski realisasi investasi sudah menembus rekor.
Selama periode tiga bulan pertama di tahun 2022, penyerapan tenaga kerja terbanyak berasal dari Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN), yakni sekitar 190,7 ribu pekerja. Sedangkan penyerapan dari Penanaman Modal Asing (PMA) sebanyak 128,2 ribu pekerja.
Realisasi investasi terbesar pada periode ini masuk ke sektor industri logam dasar, barang logam bukan mesin, dan peralatannya, yakni Rp39,7 triliun.
Sektor penerima investasi terbesar selanjutnya adalah transportasi, gudang, dan telekomunikasi senilai Rp39,5 triliun.
Adapun wilayah dengan penyerapan investasi terbesar pada kuartal I-2022 adalah DKI Jakarta, yakni Rp40,4 triliun. Diikuti Jawa Barat Rp39,5 triliun dan Riau Rp23,7 triliun.
(Baca: Rekor! Realisasi Investasi Tembus Rp282 Triliun di Kuartal I-2022)