Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan bahwa Indonesia mencatat surplus neraca perdagangan barang sebesar US$4,53 miliar pada Maret, terbesar dalam lima bulan terakhir seiring dengan lonjakan harga komoditas seperti batu bara.
Surplus neraca perdagangan pada Maret menandai pertumbuhan 188,53% dari setahun sebelumnya. Secara kumulatif, Indonesia telah membukukan surplus neraca sebesar US$9,33 miliar pada periode Januari-Maret 2022.
Pada bulan Maret, Indonesia membukukan surplus dengan beberapa negara, termasuk Amerika Serikat, India, dan Filipina. Namun, Indonesia mengimpor lebih banyak dari Thailand, Australia ,dan Argentina.
Surplus pada bulan Maret lebih tinggi 56,74% dari perkiraan surplus oleh ekonom Bank Mandiri, yaitu US$2,89 miliar.
Ekonom Bank Mandiri Faisal Rachman menulis bahwa impor diperkirakan akan segera mengejar ekspor seiring dengan pemulihan ekonomi di dalam negeri. Namun, Indonesia diperkirakan masih akan mempertahankan surplus untuk beberapa waktu akibat harga komoditas yang tinggi selama perang Rusia-Ukraina.
(Baca: Ekspor Indonesia Tumbuh 44,36% pada Maret 2022)