Perekonomian Nusa Tenggara Timur (NTT) menurut besaran produk domestik regional bruto (PDRB) atas dasar harga berlaku mencapai Rp 110,89 triliun pada 2021. Nilai tersebut hanya sekitar 0,65% dari PDB nasional yang mencapai Rp 16,97 kuadriliun.
Jika diukur menurut PDRB atas dasar harga konstan (ADHK) 2010, ekonomi Nusa Tenggara Timur tumbuh 2,51% menjadi Rp 70,54 triliun pada 2021 dari tahun sebelumnya. Capaian tersebut lebih baik dibanding tahun sebelumnya yang mengalami kontraksi 1,41%.
Namun, capaian tersebut lebih rendah dibandingkan dengan pertumbuhan PDB nasional sebesar 3,69% pada tahun lalu serta di masih di bawah pertumbuhan sebelum terjadi pandemi Covid-19 sebesar 6,12% pada 2019.
Dari sisi lapangan usaha, sektor pertanian menjadi penopang terbesar perekonomian NTT dengan kontribusi sebesar 29,17% pada tahun lalu. Diikuti sektor administrasi pemerintahan sebesar 13,41%, serta perdagangan besar dan eceran sebesar 11,48%.
Sumber pertumbuhan terbesar PDRB NTT pada tahun lalu berasal dari sektor pertanian, yakni sebesar 1,34%, sektor konstruksi 0,7%, serta perdagangan besar dan eceran 0,49%.
(Baca: Ekonomi NTT Tumbuh 2,37% pada Kuartal III 2021)
Dari sisi pengeluaran, komponen konsumsi rumah tangga berkontribusi terbesar, yakni mencapai 69,59% dari PDRB NTT. Diikuti pembentukan modal tetap bruto (PMTB) sebesar 46,57%, dan komponen konsumsi pemerintah sebesar 24,52%.
Adapun sumber pertumbuhan PDRB NTT berasal dari komponen PMTB sebesar 2,16%, kemudian konsumsi rumah tangga sebesar 1,21%, dan komponen konsumsi lembaga nonprofit rumah tangga (LNPRT) sebesar 0,23%.
(Baca: Umat Katolik Manggarai Terbanyak se-Nusa Tenggara Timur pada 2021)