Hasil survei Bank Indonesia (BI) menunjukkan tren harga properti residensial di pasar primer tumbuh positif dalam setahun terakhir.
Hal ini tercermin dari Indeks Harga Properti Residensial (IHPR) pada kuartal IV-2021 yang tumbuh 1,47% secara tahunan (year on year/yoy).
Capaian tersebut lebih tinggi dibandingkan IHPR kuartal III-2021 yang tumbuh 1,41% (yoy), ataupun kuartal IV-2020 yang tumbuh 1,43% (yoy).
BI mencatat kenaikan IHPR bersumber dari kenaikan harga pada tipe menengah dan tipe besar yang masing-masing tumbuh sebesar 1,48% (yoy) dan 0,93% (yoy). Sementara itu, rumah tipe kecil tumbuh relatif stabil pada kisaran 1,99% (yoy).
Secara spasial, pertumbuhan IHPR tertinggi terjadi di Kota Manado 7,34% (yoy), Bandung 2,19% (yoy), dan Bandar Lampung 1,75% (yoy).
Meski IHPR secara tahunan terindikasi membaik, penjualan rumah pada kuartal IV-2021 masih mengalami kontraksi sebesar -11,60% (yoy).
Kontraksi tersebut sudah mengalami perbaikan dibandingkan kuartal III-2021 yang sebesar -15,19 (yoy), sekaligus lebih baik dari kontraksi pada kuartal IV-2020 yang sebesar -20,59% (yoy).
Perkembangan penjualan pada kuartal IV-2021 didorong oleh penjualan tipe rumah menengah yang tumbuh signfikan sebesar 11,26% (yoy).
Sementara itu, tipe rumah besar dan tipe rumah kecil tercatat terkontraksi masing-masing sebesar -2,75% (yoy) dan -23,79% (yoy).
Terhambatnya pertumbuhan penjualan properti residensial disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain kenaikan harga bahan bangunan, masalah perizinan/birokrasi, suku bunga KPR, proporsi uang muka yang tinggi dalam pengajuan KPR, dan perpajakan.
(Baca Juga: Pertumbuhan Harga Rumah Manado Tertinggi Dibandingkan dengan Kota Lain)