Ada Gelombang Omicron, Banyak Warga Jakarta Merasa 'Biasa Saja'

Layanan konsumen & Kesehatan
1
Vika Azkiya Dihni 21/02/2022 11:50 WIB
Tanggapan Responden Terkait Penyebaran Covid-19 Varian Omicron Menurut Wilayah (Jan-Feb 2022)
databoks logo
  • A Font Kecil
  • A Font Sedang
  • A Font Besar

Kemunculan Covid-19 varian Omicron memicu tren peningkatan kasus infeksi secara signifikan di Indonesia.

Pada awal Januari 2022 kasus konfirmasi Covid-19 Indonesia masih di bawah 1.000 kasus baru per hari. Namun, jumlah itu terus naik hingga di atas 63.000 kasus baru per hari pada pertengahan Februari 2022.

Menurut data Global Initiative on Sharing All Influenza Data (GISAID), per 18 Februari 2022 Indonesia merupakan negara dengan kasus Omicron tertinggi di Asia Tenggara.

Data Kementerian Kesehatan juga menunjukkan bahwa sampai pekan kedua Februari 2022 DKI Jakarta merupakan provinsi dengan kasus aktif Covid-19 tertinggi nasional.

Warga DKI 'Biasa Saja', Tapi Warga Provinsi Lain Khawatir

Meski tengah diterpa gelombang penularan Covid-19 varian Omicron, mayoritas warga DKI Jakarta tidak merasa khawatir.

Menurut survei Indikator Politik Indonesia, sebanyak 56% responden yang berasal dari Jakarta merasa 'biasa saja' dengan penyebaran varian Omicron. Adapun yang merasa khawatir hanya 38,4% responden, sedangkan 5,6% lainnya tidak khawatir.

Kendati demikian, jika dilihat di skala nasional, mayoritas warga Indonesia khawatir akan virus varian baru ini. 

Mayoritas responden gabungan se-Indonesia atau 66,8% merasa khawatir terhadap penularan Omicron. Rinciannya sebanyak 25,8% responden sangat khawatir, 41% cukup khawatir, 28,5% biasa saja, dan 2,2% tidak khawatir.

Adapun responden yang paling banyak khawatir soal penyebaran Omicron berasal dari Maluku dan Papua, yaitu sebanyak 80,3%. Sisanya 12,1% merasa biasa saja, dan 7,6% tidak khawatir.

Indikator Politik melakukan survei secara online pada 15 Januari-17 Februari 2022. Target populasi survei ini adalah warga negara Indonesia yang berusia 17 tahun ke atas atau sudah menikah, dan memiliki akses internet lewat smartphone.

Dari populasi tersebut diperoleh sampel secara acak sebanyak 626 responden. Metode yang digunakan adalah simple random sampling dengan toleransi kesalahan kurang lebih 4% pada tingkat kepercayaan 95%.

(Baca: Kasus Omicron Indonesia Capai 6.131, Tertinggi di Asia Tenggara)

Editor : Adi Ahdiat
Data Populer
Lihat Semua