Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan, ekonomi Jawa Timur menurut besaran produk domestik regional bruto (PDRB) atas dasar harga berlaku (ADHB) sebesar Rp2,45 kuadriliun sepanjang 2021.
Jika diukur menurut besaran PDRB atas dasar harga konstan (ADHK) 2010, perekonomian Jawa Timur tumbuh 3,57% menjadi Rp1,67 kuadriliun pada 2021 dibanding tahun sebelumnya.
Capaian pertumbuhan perekonomian provinsi yang dipimpin Gubernur Khofifah Indar Parawansa tersebut lebih tinggi dibanding tahun 2020, yang sempat mengalami kontraksi sedalam 2,33%.
Namun, capaian ekonomi Jawa Timur tahun 2021 tetap terhitung lebih rendah dibandingkan dengan sebelum adanya pandemi Covid-19.
(Baca Juga: PDRB DKI Jakarta Terbesar se-Indonesia pada 2021)
Sektor Usaha Penopang Ekonomi Jawa Timur
Dari sisi lapangan usaha, industri pengolahan masih menjadi penopang terbesar perekonomian Jawa Timur, yakni dengan kontribusi sebesar 30,72% pada 2021. Diikuti sektor perdagangan besar dan eceran 18,46%, serta sektor pertanian sebesar 11,5%.
Sektor yang mencatat pertumbuhan terbesar sepanjang tahun lalu adalah perdagangan dan eceran, yakni mencapai 7,83%. Setelahnya ada sektor pengadaan listrik dan gas tumbuh 5,82%, diikuti sektor jasa lainnya tumbuh 5,78%.
Dari sisi pengeluaran, komponen pengeluaran konsumsi rumah tangga tetap menjadi penopang utama perekonomian Jawa Timur. Komponen pengeluaran masyarakat berkontribusi 59,29% terhadap PDRB provinsi Jawa Timur sepanjang tahun lalu. Diikuti komponen pembentukan modal tetap bruto (PMTB) sebesar 27,16%.
Komponen pengeluaran rumah tangga mencatat pertumbuhan tertinggi, yakni sebesar 2,69% pada 2021. Diikuti pengeluaran konsumsi lembaga nonprofit rumah tangga yang tumbuh 2,06%, serta komponen PMTB tumbuh 1,29%.