Pernikahan Anak Perempuan di Asia Selatan Paling Tinggi se-Dunia


Nama Data | Nilai |
---|---|
Asia Selatan | 47 |
Asia Timur dan Pasifik | 13 |
Afrika Barat & Tengah | 9 |
Afrika Timur & Selatan | 9 |
Amerika Latin & Karibia | 9 |
Eropa Timur & Asia Tengah | 5 |
Timur Tengah&Afrika Utara | 4 |
Wilayah Lainnya | 3 |
- A Font Kecil
- A Font Sedang
- A Font Besar
Pernikahan anak di bawah umur telah diakui secara luas sebagai bentuk pelanggaran terhadap hak asasi manusia serta dapat menghambat proses pembangunan sebuah negara. Praktik ini juga merusak kesehatan fisik dan mental anak dalam waktu yang lama.
Berdasarkan laporan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), persentase anak perempuan yang pertama kali menikah sebelum usia 18 tahun di Asia Selatan menjadi yang tertinggi di dunia, yakni mencapai 47%. Artinya, hampir setengah perempuan di Asia Selatan menikah sebelum menginjak usia 18 tahun.
Kawasan Asia Timur dan Pasifik menempati urutan kedua dengan persentase sebesar 13%. Kemudian, kawasan Afrika Barat dan Tengah, Afrika Timur dan Selatan, serta Amerika Latin dan Karibia memiliki persentase pernikahan dini anak perempuan yang sama sebesar 9%.
Persentase perempuan yang pertama kali menikah sebelum usia 18 tahun di kawasan Eropa Timur dan Asia Tengah sebesar 5%. Sementara, persentase di kawasan Timur Tengah dan Afrika Utara sebesar 4%.
Pernikahan anak di bawah umur paling banyak terjadi di negara-negara berpenghasilan rendah. Anak yang berusia kurang dari 18 tahun belum sepenuhnya siap untuk menikah karena aspek tumbuh kembang seperti fisik, kognitif, sosial, dan emosional yang belum stabil.
(Baca Selengkapnya: 1 Juta Kehamilan Remaja Diprediksi Terjadi Imbas Pandemi Covid-19)