Laporan Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) menunjukkan, jumlah investor pasar modal mencapai 7,15 juta investor per November 2021. Jumlah ini naik 84,28% dibandingkan periode tahun lalu yang sebanyak 3,88 juta investor.
Mayoritas investor pasar modal berada di pulau Jawa yakni sebanyak 69,87% dari total investor tanah air. Sisanya, investor pasar modal berasal dari Sumatera sebanyak 16,53%, Kalimantan (5,39%), Sulawesi (3,93%), Bali Nusa Tenggara Timur dan Nusa Tenggara Barat (3,33%), dan Maluku Papua (0,95%).
Dari segi usia, jumlah investor pasar modal didominasi oleh milenial alias berusia 30 tahun ke bawah. Persentasenya mencapai 59,81%.
Investor pasar modal terbanyak berikutnya berasal dari usia 31-40 tahun sebanyak 21,48%. Lalu, investor pasar modal pada kelompok usia 41-50 tahun sebanyak 10,51%.
Sebanyak 5,23% investor pasar modal berasal dari usia 51-60 tahun. Sisanya yakni 2,97% investor pasar modal berasal dari usia 60 tahun ke atas.
Dari sisi jenis kelamin, mayoritas investor pasar modal adalah laki-laki yakni 62,45%. Sisanya, 37,55% adalah perempuan.
Adapun selama empat tahun terakhir jumlah investor pasar modal tercatat terus bertambah. Direktur Utama PT Bursa Efek Indonesia (BEI) Inarno Djajadi mengungkapkan, pertumbuhan jumlah investor di tanah air terjadi karena pemerataan infrastruktur dan transformasi teknologi seperti, fasilitas pembukaan Rekening Dana Nasabah (RDN) dengan prosses yang lebih cepat dan mudah melalui perangkat yang terkoneksi internet.
(Baca: Reksadana, Produk Investasi Favorit di Pasar Keuangan)