Perekonomian Bengkulu menurut besaran Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga berlaku mencapai Rp 19,88 triliun pada kuartal III 2021. Jika menurut besaran PDRB atas dasar harga konstan 2010, ekonomi Bengkulu tumbuh 2,47% menjadi Rp 11,89 triliun pada kuartal III 2021 dibanding kuartal III 2020 (year on year/yoy).
Demikian pula secara kumulatif periode Januari-September 2021, ekonomi Bengkulu tumbuh 2,36% dibanding periode yang sama tahun sebelumnya (cumulative to cumulative/c-to-c).
Harga-harga hasil perkebunan seperti karet, sawit, lada dan kopi mampu menopang PDRB provinsi di pesisir barat Sumatra tersebut. Kenaikan harga batu bara serta masih berjalannya proyek infrastuktur juga turut menggerakkan perekonomian Bengkulu.
Dari sisi lapangan usaha, tumbuhnya sektor pertanian sebesar 3,12% (yoy), sektor perdagangan besar dan eceran 6,34% menjadi penggerak perekonomian Bengkulu periode Juli-September 2021.
Dari sisi pengeluaran, tumbuhnya komponen konsumsi rumah tangga sebesar 0,58% (yoy), komponen pembentukan modal tetap bruto (PMTB) 0,55% (yoy), serta komponen ekspor barang dan jasa 15,98% (yoy) menjadi penopang PDRB Bengkulu pada kuartal III tahun ini.
Pada awal masa pandemi Covid-19, perekonomian Bengkulu sempat mengalami kontraksi dalam empat kuartal secara beruntun mulai kuartal II 2020 hingga kuartal I 2021. Dilakukannya pembatasan kegiatan sosial masyarakat membuat lumpuh ekonomi di provinsi tersebut. Namun, mulai kuartal II tahun ini mulai menunjukkan pertumbuhan positif.
(Baca: Ekonomi DKI Jakarta Tumbuh 2,43% pada Kuartal III 2021)