US Geological Survey mencatat, Tiongkok sebagai negara dengan cadangan logam tanah jarang terbesar di dunia. Jumlahnya mencapai 44 juta ton atau 39,4% dari total cadangan logam tanah jarang di dunia pada 2020.
Jumlah cadangan logam tanah jarang Negeri Tirai Bambu bahkan lebih besar dari kombinasi yang dimiliki Brasil dan Rusia. Tercatat, cadangan logam tanah jarang di kedua negara tersebut masing-masing sebesar 21 juta ton (16,9%) dan 20,6 juta ton (16,6%).
India tercatat memiliki cadangan logam tanah jarang sebesar 6,9 juta ton (5,6%). Kemudian, cadangan logam tanah jarang di Australia mencapai 4,1 juta ton (3,3%)
Cadangan logam tanah jarang di Amerika Serikat tercatat sebesar 1,5 juta ton (1,2%). Sementara itu, total cadangan logam tanah jarang di negara-negara lainnya mencapai 26,04 juta ton.
Menurut Kementerian ESDM, pertumbuhan konsumsi logam tanah jarang di dunia akan terus naik. Ini seiring dengan makin beragam dan besarnya penggunaan logam tanah di berbagai perangkat, seperti mobil hibrida, baterai, CD, fiber optik, keramik, dan beragam katalis.
Salah satu mineral tanah jarang yang banyak ditemukan di Indonesia adalah bijih timah dengan mineral ikutan monazite, xenotime, zircon dan ilmenite. Ada pula bijih tembaga dengan mineral ikutan anode slime, pasir besi, bijih emas dan bijih bauksit.