Perubahan pola hidup selama pandemi Covid-19 telah memicu para usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) untuk mengalihkan bisnisnya ke teknologi supaya bisa bertahan hidup. Namun, riset Cisco bertajuk “Cybersecurity for SMBs: Asia Pacific Businesses Prepare for Digital Defense” menunjukkan bahwa 56% UMKM mengalami insiden kejahatan siber dalam satu tahun terakhir.
Tercatat, serangan malware merupakan jenis serangan siber yang paling banyak dirasakan UMKM. Persentasenya mencapai 85%.
Sementara itu, sebanyak 75% UMKM mengalami serangan phising. Lalu, 68% UMKM mengalami DNS tunneling.
Sebanyak 64% UMKM mengalami serangan penolakan layanan. Ada pula UMKM yang mengalami injeksi SQL (62%), penyadapan data lewat man-in-the-middle attack (61%), dan serangan zero day exploxit (60%).
Adapun riset ini dilakukan terhadap lebih dari 3.700 UMKM di 14 wilayah Asia Pasifik, termasuk Indonesia. Pengumpulan data dilakukan pada April hingga Juli 2021.