Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) melaporkan, volume ekspor minyak sawit Indonesia mencapai 4,27 juta ton pada Agustus 2021. Jumlah itu naik 55,8% dari bulan sebelumnya yang sebesar 2,74 juta ton.
Sementara itu, nilai ekspor minyak sawit Indonesia mencapai US$ 4,42 miliar pada Agustus 2021. Ada kenaikan 56,73% dari bulan Juli yang sebesar US$ 2,82 miliar.
Kenaikan ekspor minyak sawit Indonesia didukung oleh kenaikan harga rata-rata crude palm oil (CPO). Tercatat, harga rata-rata CPO pada Agustus 2021 mencapai US$ 1.328/ton, naik dari bulan Juli yang sebesar US$ 1.226/ton.
Lebih lanjut, GAPKI juga melaporkan kenaikan ekspor terutama terjadi di beberapa negara tujuan ekspor utama produk kelapa sawit. Kenaikan ekspor minyak sawit ini juga terjadi akibat krisis energi di India dan China.
Ekspor ke India tercatat naik menjadi 958,5 ribu ton dari 231,2 ribu ton pada Juli 2021. Hal itu disebabkan penurunan pajak impor di India dari 15% menjadi 10% untuk minyak sawit dan minyak nabati lainnya, yang berlaku 30 Juni 2021 hingga 30 September 2021. Begitu pula ekspor ke China pada Agustus 2021 yang mengalami kenaikan menjadi 819,2 ribu ton dari 297 ribu ton pada Juli 2021.
Adapun, produk minyak sawit yang diekspor pada Agustus 2021 adalah crude palm oil (CPO) sebanyak 541 ribu ton, olahan CPO 3,15 juta ton, crude palm kernel oil (CPKO) 28 ribu ton, olahan CPKO 162 ribu ton, biodiesel 48 ribu ton, dan oleokimia 340 ribu ton.
(Baca: Kinerja Ekspor Lesu, Surplus Neraca Dagang Indonesia Menurun)