Menurut laporan Pharmaceutical Executive 2021, perusahaan farmasi asal Swiss, Roche, dinobatkan sebagai perusahaan farmasi terbesar di dunia berdasarkan jumlah penjualan obat resep dokternya yang mencapai US$ 47,5 miliar atau sekitar Rp 678,2 triliun (kurs Rp 14.277/US$) pada 2020.
Di peringkat kedua, ada Novartis yang juga merupakan perusahaan farmasi asal Swiss. Novartis memiliki penjualan obat resep dokter sebesar US$ 47,2 miliar atau Rp 674 triliun. Selanjutnya perusahaan farmasi asal Amerika Serikat, AbbVie, menempati peringkat ketiga dengan penjualan US$ 44,3 miliar atau Rp 632,5 triliun.
Peringkat keempat dan kelima masih ditempati oleh perusahaan farmasi asal Amerika Serikat, yaitu Johson & Johnson dan Bristol Myers Squibb dengan masing-masing sebesar US$ 43,1 miliar atau Rp 615,4 triliun dan US$ 41,9 atau Rp 598,2 triliun.
Perusahaan farmasi Roche berhasil meningkatkan kapitalisasi pasarnya pada 2020 karena kehadirannya dalam pengujian diagnostik virus Covid-19. Roche juga mengeluarkan dana untuk riset dan pengembangan terbesar, yakni mencapai US$ 11,3 miliar atau Rp 161,3 triliun pada 2020.
Adapun pengeluaran dana riset dan pengembangan oleh Johnson & Johnson menempati peringkat kedua setelah Roche yaitu sebesar US$ 9,6 miliar atau Rp 137 triliun.
(Baca Selengkapnya: Sempat Anjlok Pasca-Vaksinasi Covid-19, Bagaimana Tren Saham Farmasi Kini?)