Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan, nilai ekspor Indonesia sebesar US$ 17,7 miliar pada Juli 2021. Nilai tersebut turun 4,5% dari Juni 2021 yang sebesar US$ 18,5 miliar. Walau demikian, nilai ekspor secara tahunan pada Juli 2021 tumbuh 29,32%.
Penurunan ekspor secara bulanan disebabkan berkurangnya ekspor nonmigas sebesar 33,46% dari US$ 17,3 miliar pada Juni 2021 menjadi US$ 16,7 miliar pada Juli 2021. Sementara, ekspor migas turun 19,55% dari US$ 1,23 miliar pada Juni 2021 menjadi US$ 991,2 juta pada bulan lalu.
Kepala BPS Margo Yuwono menjelaskan, penurunan ekspor secara bulanan disebabkan adanya pola musiman dua bulan setelah Ramadan. Penurunan pada Juli 2021 disebabkan ekspor Juni 2021 meningkat tajam karena nilai ekspor pada bulan sebelumnya lebih rendah imbas libur Lebaran.
Hal yang sama terjadi pada nilai impor Indonesia yang turun 12,2% dari US$ 17,2 miliar pada Juni 2021 menjadi US$ 15,1 miliar pada bulan lalu. Sedangkan, nilai impor Indonesia secara tahunan pada Juli 2021 meningkat 40,32%.
Penurunan impor secara bulanan terjadi karena impor migas berkurang 22,3% dari US$ 2,3 miliar pada Juni 2021 menjadi US$ 1,8 miliar pada Juli 2021. Rinciannya, impor minyak mentah turun 71,8% menjadi US$ 274,5 juta dan hasil minyak turun 1,5% menjadi US$ 1,1 miliar. Hanya impor gas yang naik 88,8% menjadi US$ 428,9 juta.
Sementara, impor nonmigas tercatat sebesar US$ 13,3 miliar pada Juli 2021. Nilai tersebut turun 10,7% dari bulan sebelumnya yang mencapai US$ 14,9 miliar.
(Baca: Jawa Barat Sumbang Nilai Ekspor Terbesar pada Semester I-2021)