Perekonomian Singapura tumbuh 14,3% pada kuartal II-2021 dibandingkan periode yang sama pada tahun sebelumnya (year-on-year). Pertumbuhan ini menunjukkan Singapura telah bangkit dari resesi, sekaligus menjadi yang tertinggi sejak kuartal II-2010.
Kementerian Industri dan Perdagangan Singapura mengatakan pertumbuhan ekonomi yang menguat sebagian besar disebabkan oleh basis yang rendah pada kuartal II-2020. Saat itu, pemerintah menerapkan karantina wilayah, sehingga ekonomi terkontraksi 13,3% secara tahunan.
Ekonomi Singapura pun berangsur membaik setelahnya, meski masih dalam fase kontraksi. Pertumbuhan ekonomi Negeri Singa tercatat sebesar -5,8% pada kuartal III-2020 dan -2,4% pada kuartal IV-2020. Angkanya baru tumbuh positif pada kuartal lalu, yakni 1,3%.
Singapura juga mempercepat program vaksinasi Covid-19, sehingga bisa mulai hidup berdampingan dengan virus tersebut. Sebanyak 2,4 juta orang atau 41% dari populasi telah divaksin secara penuh hingga 12 Juli 2021.
(Baca: Salip Selandia Baru, Singapura Jadi Negara dengan Ketahanan Covid-19 Terbaik)
Meski begitu, pertumbuhan ekonomi Singapura secara kuartalan masih negatif 2%. Sebab, industri penghasil barang mengalami kontraksi 2,5%, manufaktur 1,8%, dan industri jasa 1%.