Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) ditransaksikan menguat tipis 0,05% selama sepekan. Pada perdagangan Jumat (11/10), rupiah menguat ke level Rp Rp 14.128/US$ dari Rp Rp 14.135/US$ pada Jumat (4/10).
Ibrahim, Direktur Garuda Berjangka, mengatakan menguatnya mata uang Indonesia ini dipengaruhi rencana perundingan damai dagang antara Amerika Serikat (AS) dan Tiongkok. Presiden AS, Donald Trump mengklaim bahwa AS akan membuat negosiasi yang sangat baik dengan Tiongkok.
Namun, meredanya tensi perang dagang dua raksasa ekonomi ini tidak berpengaruh banyak terhadap penguatan rupiah pada pekan ini. Karena sentimen internal juga turut memengaruhi pergerakan rupiah. Pertama, adanya pemangkasan proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia dari 5,1% menjadi 5%. Kedua, adanya penyiaran kabar yang masif mengenai penyerangan terhadap Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Kemananan Wiranto. Kedua hal tersebut menyebabkan kekhawatiran pelaku pasar, sehingga turut memengaruhi pergerakan rupiah pada pekan ini.