Kebakaran hutandan lahan (karhutla) besar pernah terjadi pada 2015. Lebih dari 2,6 juta ha hutan dan lahan hangus terbakar dilalap si jago merah. Sebagian wilayah Sumatera dan Kalimantan hampir tertutup asap hingga mengganggu kesehatan serta aktivitas sehari-hari masyarakat dan menjadi perhatian dunia internasional.
Menurut data Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Sumatera Selatan merupakan provinsi yang dilanda karhutla terluas pada empat tahun lalu, yakni lebih dari 646 ribu ha. Kalimantan Tengah di posisi kedua dengan luas karhutla sekitar 584 ribu ha dan Papua 350 ribu ha.
Berdasarkan data dari citra satelit Terra Aqua, hotspot (titik panas) karhutla pada 2015 mencapai 70 ribu titik, jauh di atas jumlah hotspot 2019 yang mencapai 14 ribu titik. Demikian pula berdasarkan pengamatan dari satelit NOAA terdeteksi 21.929 titik panas, lebih banyak daripada tahun ini yang hanya mencapai 5.747 titik, sampai 15 September 2019.