Perang dagang antara dua raksasa ekonomi dunia, Tiongkok dan Amerika Serikat (AS) berimbas negatif terhadap ekonomi global, termasuk di Asia Tenggara. Singapura terancam mengalami resesi pada 2019. Selain itu, Singapura juga memangkas pertumbuhan ekonomi pada 2019 menjadi di kisaran 0%-1% dari sebelumnya yang berada di kisaran 1,5%-2,5%.
Dikutip dari data Trading Economics, pertumbuhan ekonomi pada kuartal II 2019 di Singapura sebesar 0,1%. Meski mash tumbuh, angka tersebut jauh melambat dibandingkan kuartal I 2019 yang sebesar 1,1% dan kuartal II 2018 yang mencapai 4,2%. Selain Singapura, pertumbuhan ekonomi Thailand juga melambat 0,5% dari 2,8% pada kuartal I 2019 menjadi 2,3% pada kuartal II 2019. Lebih jauh, pertumbuhan ekonomi Thailand juga melambat 2,4% dari 4,7% pada kuartal II 2018.
Dari dalam negeri, Indonesia pun juga terkena dampak dari gejolak perang dagang tersebut. Pada kuartal II 2019 ekonomi Indonesia hanya tumbuh 5,05%. padahal, pada periode yang sama tahun sebelumnya dapat menyentuh angka 5,27%.
Hanya Malaysia dan Vietnam yang mencatat pertumbuhan ekonomi yang melaju stabil. Tercatat pertumbuhan ekonomi Malaysia naik menjadi 4,9% pada kuartal II 2019 dari sebelumnya 4,5% pada kuartal I 2019 dan kuartal II 2018. Sementara Vietnam berada di angka 6,71% pada kuartal II 2019 dari 6,82% pada kuartal I 2019 dan 6,73% pada kuartal II 2018.