Besarnya aliran dana untuk pembayaran pendapatan investasi pemodal asing menjadi pemicu besarnya defisit transaksi pendapatan primer. Berdasarkan data neraca pembayaran Indonesia, transaksi pembayaran pendapatan primer mencapai US$ 19,64 miliar sementara penerimaannya hanya US$ 3,58 miliar. Alhasil, neraca transaksi pendapatan primer hingga paruh pertama tahun ini mengalami defisit US$ 16,06 miliar atau setara Rp 239 triliun dengan kurs Rp 14.900/dolar Amerika. Jumlah tersebut terdiri dari defisit neraca pendapatan primer pada triwulan I sebesar US$ 7,9 miliar dan triwulan II US$ 8,15 miliar.
Besarnya defisit neraca transaksi pendapatan primer disumbang oleh defisit pendapatan investasi langsung sebesar US$ 15,33 miliar dan defisit kompensansi tenaga kerja US$ 365 juta. Sementara defisit investasi langsung disumbang oleh defisit pendapatan investasi langsung sebesar US$ 8,95 miliar, pendapatan investasi portofolio US$ 5,29 miliar ditambah pendapatan investasi lainnya yang mencapai US$ 1,09 miliar.
Sebagai informasi, defisit transaksi pendapatan primer mencapai level terdalam pada triwulan III 2017, yakni mencapai US$ 8,94 miliar dan secara akumulasi, defisit pendapatan primer pada tahun tersebut mencapai US$ 32,83 miliar atau sekitar Rp 489 triliun. Besarnya defisit pendapatan primer membuat transaksi berjalan Indonesia pada semester pertama tahun ini mencatat defisit US$ 13,75 miliar.