Meredam Pelemahan Peso, Bank Sentral Argentina Menaikkan Suku Bunga Menjadi 60%

Ekonomi & Makro
31/08/2018 19:36 WIB
Indikator Ekonomi 8 Negara Ekonomi Berkembang (2018)
databoks logo
  • A Font Kecil
  • A Font Sedang
  • A Font Besar

Bank Sentral Argentina (Banco Central de la República Argentina/BCRA) terpaksa menaikkan suku bunga acuannya hingga 60% untuk meredam pelarian modal (capital outflow) seiring terdepresiasinya peso terhadap dolar Amerika Serikat (AS). Sepanjang tahun ini peso Argentina telah terdepresiasi 51,67% menjadi 38,53/dolar AS (YTD).

Kekeringan yang melanda negara paling selatan di Benua Amerika tersebut, melonjaknya harga minyak mentah dunia serta digdayanya dolar AS terhadap mata uang dunia membuat peso Argentina mengalami kemerosotan nilai tukarnya terhadap dolar AS. Tidak hanya Argentina, mata uang Turki juga mengalami hal serupa dan melemah lebih dari 42% (YTD) seperti terlihat pada grafik di bawah ini.

Tidak terkecuali dengan rupiah. Pada perdagangan akhir pekan ini, Jumat (31/8) nilai tukar rupiah ditutup di level Rp 14.710/dolar AS, yang berarti melemah 7,85% dibanding posisi akhir tahun lalu. Level tersebut juga merupakan posisi terburuk rupiah sejak 14 Juli 2008. Namun, terdepresiasinya rupiah tidak separah seperti mata uang lainnya karena secara fundamental, ekonomi Indonesia masih cukup solid. Cadangan devisa masih bisa untuk membiayai impor lebih dari 6 bulan, laju inflasi terkendali di 3,18%, serta ekonomi masih tumbuh sekitar 5%.

Data Populer
Lihat Semua