Dari hasi Pemantauan Status Gizi (PSG) 2016 ditemukan bahwa sebanyak 21,7% bayi usia di bawah dua tahun (Baduta) mengalami stunting (tinggi badan di bawah standar/pendek) menurut usianya. Angka tersebut terdiri dari 7,1% Baduta dengan tinggi badan dengan status sangat pendek dan 14,6% dengan status tinggi badan pendek.
Padahal dalam 1.000 hari pertama (sejak dalam kandungan hingga berusia dua tahun) kehidupan bayi merupakan usia emas bagi tumbuh kembang anak. Anak-anak yang seharusnya menjadi harapan masa depan bangsa Indonesia justru mengalami kekurangan gizi di usia dini.
Sementara untuk bayi usia di bawah lima tahun (Balita) yang mengalami stunting mencapai 27,5%. Jumlah tersebut terdiri dari 8,5% Balita dengan status tinggi badan sangat pendek dan 19% dengan status tinggi badan pendek. Berdasarkan standar WHO, suatu wilayah mengalami masalah kekurangan gizi kronis jika prevalensinya di atas 20%.