Nilai ekspor Indonesia pada Februari 2018 turun 3,14% menjadi US$ 14,06 miliar dari bulan sebelumnya, tapi jika dibandingkan dengan bulan yang sama tahun sebelumnya masih tumbuh 11,76%. Demikian pula impor turun 7,16% menjadi US$ 14,22 miliar dari bulan sebelumnya. Namun, jika dibanding bulan yang sama tahun sebelumnya masih mencatat kenaikan lebih dari 25%.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik nilai ekspor Indonesia pada Februari adalah yang terendah dalam tujuh bulan terakhir serta merupakan penurunan secara beruntun dalam tiga bulan terakhir sejak Desember 2017. Meskipun nilai impor bulan lalu mengalami penurunan, tapi masih lebih tinggi dari nilai ekspor. Alhasil, neraca perdagangan pada Februari tahun ini kembali terjadi defisit US$ 116 juta dan merupakan yang ketiga kalinya sejak Desember tahun lalu.
Terjadinya defisit perdagangan dalam tiga bulan secara beruntun harus menjadi perhatian pemerintah sebab dapat mempengaruhi cadangan devisa Bank Indonesia. Seperti diketahui, cadangan devisa bank sentral pada Februari menyusut US$ 3,9 miliar menjadi US$ 128,06 miliar untuk pembayaran utang luar negeri, intervensi rupiah dan terjadinya defisit perdagangan. Jumlah cadangan devisa tersebut masih mampu untuk membiayai 7,9 bulan untuk impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah.