Badan Pusat Statistik (BPS) dalam rilisnya menyatakan bahwa neraca perdagangan Indonesia pada Januari 2018 mengalami defisit US$ 677 juta. Ini merupakan yang terbesar sejak Mei 2014 dan merupakan yang kedua kalinya dalam dua bulan terakhir secara beruntun.
Turunnya ekspor yang dibarengi dengan meningkatnya impor membuat perdagangan Indonesia mengalami defisit terbesar dalam 45 bulan terakhir. Seperti diketahui, nilai ekspor Januari tahun ini turun 2,81% menjadi US$ 14,46 miliar sedangkan impor masih tumbuh 0,26% menjadi US$ 15,13 miliar.
Impor bahan baku pada Januari 2018 yang tumbuh 2,34% menjadi US$ 11,29 miliar dari bulan sebelumnya menjadi salah satu pemicu naiknya impor. Sebab bahan baku berkontribusi sebesar 75% dari total impor nasional. Selain itu, secara agregat, rata-rata harga barang impor juga naik lebih dari 10% dari bulan sebelumnya. Adapun nilai ekspor migas turun 14,85% demikian pula untuk nonmigas menyusut 1,45% dari bulan sebelumnya.