Dengan potensi panas bumi sebesar 29.543,5 MW, Indonesia menempati urutan kedua setelah Amerika Serikat sebagai negara dengan potensi energi terbarukan geothermal terbesar di dunia. Amerika Serikat sendiri memiliki potensi panas bumi sebesar 30.000 MW. Indonesia, dengan potensi sebesar itu, baru sekitar 1.438,5 MW yang terpasang. Sebagian besar berada di Jawa dengan jumlah listrik yang dihasilkan panas bumi masih sebesar 1.224 MW.
Sejumlah kebijakan pemerintah pun mulai direncanakan agar dapat menarik investasi guna pembangunan pembangkit listrik berbasis energi baru terbarukan. Targetnya, dengan porsi 23% dalam bauran energi pada 2025, akan ada 46 gigawatt (GW) listrik berasal dari pembangkit berbasis energi baru terbarukan.
Realisasi pengembangan panas bumi di Indonesia relatif tertinggal dibandingkan dengan sejumlah negara lain, seperti Filipina, Amerika Serikat, Selandia Baru, dan Jepang. Bahkan, kapasitas panas bumi yang terpasang di Filipina sudah mencapai 74% dari total potensi yang ada di negara tersebut. Jauh di atas Indonesia yang baru mencapai 4,8 persen pada 2016.