Thailand dan Vietnam termasuk sebagai negara pemasok beras impor utama untuk Indonesia. Adapun pada semester I 2023 harga beras dari dua negara tersebut melonjak.
Berdasarkan data Bank Dunia, sepanjang paruh pertama tahun ini rata-rata harga beras Thailand cenderung naik, hingga mencapai USD 514 per ton pada Juni 2023.
Harga tersebut meningkat 0,8% dibanding bulan sebelumnya (month-on-month/mom), lebih mahal 15,8% dibanding setahun lalu (year-on-year/yoy), dan mencapai rekor tertinggi sejak 2021.
Sementara, rata-rata harga beras Vietnam (kualitas 5% broken) mencapai USD 508,24 per ton pada Juni 2023.
Harga beras Vietnam itu naik 8% secara bulanan (mom), meningkat 23% secara tahunan (yoy), serta menjadi rekor termahal dalam sedekade terakhir.
(Baca: Harga Beras Naik Sepanjang Kuartal I 2023, Rekor Termahal Baru)
Kenaikan harga beras dari negara-negara pemasok tersebut dapat berpengaruh pada Indonesia. Pasalnya, Presiden Jokowi berencana mengimpor 2 juta ton beras sepanjang tahun ini.
Menurut Jokowi, impor diperlukan untuk memperkuat cadangan beras pemerintah, serta antisipasi risiko fenomena cuaca El Nino yang dapat menimbulkan kekeringan dan mengganggu produksi beras.
"Bulog, Badan Pangan Nasional (Bapanas) mempersiapkan diri dengan memperkuat cadangan berasnya. Jangan sampai nanti pas sudah musim kering panjang, kita bingung mau beli beras ke Thailand, ke Vietnam, ke India, ke Pakistan, barangnya enggak ada," kata Jokowi, dilansir situs resmi Bulog (8/5/2023).
Adapun menurut Kepala Bapanas Arief Prasetyo Adi, sampai pertengahan Juni 2023 pemerintah memiliki cadangan beras sekitar 600,8 ribu ton, sementara estimasi kebutuhan beras nasional 2,57 juta ton per bulan.
Dengan demikian, rasio stok cadangan beras pemerintah pada Juni 2023 mencapai 23% dari total kebutuhan nasional per bulan.
Angka itu sudah melampaui target Bapanas, yang mematok stok cadangan pangan pemerintah minimal 5% dari total kebutuhan nasional bulanan.
(Baca: Stok Cadangan Pangan Pemerintah Juni 2023, Mayoritas Masih di Bawah Target)