Food and Agriculture Organization (FAO) mencatat indeks rata-rata harga pangan dunia (FFPI) pada Juli 2023 sebesar 123,9 poin. Angka ini naik 1,5 poin atau 1,3% dari Juni 2023 yang sebesar 122,4 poin.
Namun dibandingkan dengan Juli 2022, torehannya cukup jauh, yakni 140,6 poin. Angka Juli 2023 minus 16,6 poin atau 11,8% dari Juli 2022.
Jika dilihat tren setahun terakhir, torehan Juli 2022 jadi yang tertinggi. Setelahnya indeks harga pun cenderung melandai, seperti terlihat pada grafik.
FAO menjelaskan, rebound pada Juli 2023 ini dipimpin oleh kenaikan yang solid pada indeks harga minyak nabati hingga 14 poin atau 12,1%. Adapun rerata harga minyak sayur ini mencapai 129,8 poin per Juli 2023.
Selain peningkatan di indeks harga minyak nabati, FAO menyebut faktor lainnya datang dari penurunan di sejumlah indeks lainnya.
"Sebagian diimbangi oleh penurunan yang signifikan pada indeks harga gula, bersamaan dengan sedikit penurunan pada indeks harga sereal, produk susu dan daging," tulis FAO dalam laman resminya.
Indeks harga pangan FAO adalah ukuran perubahan harga internasional dari sejumlah komoditas pangan yang dihimpun setiap bulan.
Indeks ini disusun dari rata-rata lima indeks harga kelompok komoditas yang menjadi bahan kebutuhan pokok, di antaranya daging, susu, sereal, minyak nabati, dan gula.
Selain itu, penyusun indeks tersebut juga diboboti dengan rata-rata pangsa ekspor masing-masing kelompok selama 2014-2016.
Adapun penyusun indeks harga pangan dunia pada Juli 2023 sebagai berikut:
- Indeks rata-rata harga daging: 117,8 poin
- Indeks rata-rata harga susu: 116,3 poin
- Indeks rata-rata harga sereal: 125,9 poin
- Indeks rata-rata harga minyak sayur/nabati: 129,8 poin
- Indeks rata-rata harga gula: 146,3 poin
(Baca juga: Harga Pangan Dunia Turun dalam 9 Bulan Terakhir)