Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), impor beras Indonesia seberat 114,45 ribu ton senilai US$ 51,76 juta periode September-Desember 2021. Nilai tersebut meningkat 24,4% dibading triwulan sebelumnya hanya 92 ribu ton dengan nilai US$ 40,38 juta.
Jika dibandingkan dengan triwulan IV 2020, volume impor beras Indonesia pada triwulan IV tahun ini hanya meningkat tipis 0,31%, sedangkan justru nilainya turun 11,49%.
Secara akumulasi periode Januari-Desember 2021, volume impor beras Indonesia mencapai 407,74 ribu ton. Angka tersebut tumbuh 14,44% dibanding periode yang sama tahun sebelumnya. Sementara nilai impor beras mencatat penurunan sebesar 5,94 menjadi US$ 183,8 juta sepanjang tahun lalu dibanding tahun sebelumnya.
Indonesia sempat mencatat impor beras terbesar, yakni mencapai 981,99 ribu ton dengan nilai US$ 401 juta pada kuartal I 2016.
Sejak 2019, pemerintah telah menutup keran impor beras secara besar-besaran. Izin impor beras saat ini hanya untuk keperluan khusus, seperti untuk keperluan hotel, restoran, kafe, serta warga negara asing yang tinggal di Indonesia. Beras khusus tersebut, seperti beras Basmati, Japonica, Hom Mali, serta beras pecah 100% untuk keperluan bahan baku industri.
(Baca: Volume Impor Beras Turun 19,84% pada 2020)