Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), luas perkebunan cengkeh di Indonesia mencapai 572,4 ribu hektare pada 2024.
Sekitar 98% di antaranya—tepatnya 98,61%—berstatus perkebunan rakyat.
Perkebunan rakyat adalah perkebunan yang dikelola masyarakat umum, baik usaha kecil maupun usaha skala rumah tangga.
Kemudian 1,37% perkebunan cengkeh dikelola perusahaan besar swasta, dan hanya 0,02% yang dikelola perusahaan milik negara, dengan rincian luas seperti terlihat pada grafik.
(Baca: 5 Provinsi dengan Kebun Cengkeh Terluas di Indonesia 2024)
Adapun baru-baru ini, yakni pada awal Agustus 2025, US Food & Drug Administration (FDA) menemukan ada kontaminasi Cesium-137 (Cs-137) dalam cengkeh Indonesia yang diekspor ke Amerika Serikat (AS).
"FDA mendeteksi keberadaan Cs-137 dalam satu sampel cengkeh dari PT Natural Java Spice," kata FDA dalam pengumuman di situs webnya.
"Karena itu, produk rempah-rempah yang dikirim oleh perusahaan PT Natural Java Spice ke AS telah ditambahkan ke dalam peringatan impor tentang kontaminasi kimia," kata mereka.
Menurut US Environmental Protection Agency (EPA), Cs-137 adalah unsur radioaktif yang bisa menimbulkan risiko kesehatan bagi manusia, seperti luka bakar, penyakit radiasi akut, meningkatkan risiko kanker, bahkan menyebabkan kematian jika terpapar dalam jumlah besar.
"Paparan dalam jumlah besar dapat berasal dari kesalahan penanganan industri yang menjadi sumber Cs-137, ledakan nuklir, atau kecelakaan nuklir besar. Cs-137 dalam jumlah besar tidak ditemukan di lingkungan dalam kondisi normal," kata EPA di situs webnya.
Kontaminasi radioaktif dalam cengkeh ini sudah dikonfirmasi oleh pemerintah Indonesia, melalui Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Radiasi Radionuklida Cs-137.
Ketua Bidang Diplomasi dan Komunikasi Satgas Penanganan Radiasi Radionuklida Cs-137, Bara Krishna Hasibuan, menyatakan perusahaan yang disebut FDA berada di Surabaya. Namun, cengkeh yang terkontaminasi berasal dari Lampung.
"Jadi, lokasi pengolahan itu memang ada di Surabaya dan mereka membelinya itu dari dua sources, satu perkebunan di Pati, Jawa Tengah, dan satu lagi di Lampung," kata Bara dalam konferensi pers, Senin (13/10/2025).
"Kami bisa memberikan konfirmasi bahwa ditemukan kontaminasi di perkebunan di Lampung. Kontaminasi tersebut ditemukan dalam jumlah terbatas dan tidak meluas ke wilayah atau komoditas lainnya," kata Bara.
"Tim masih melakukan penelusuran sumber kontaminasi Cs-137 yang ada di Lampung tersebut. Pemerintah sedang bergerak cepat melokalisir kontaminasi ini agar tidak meluas ke wilayah lain," ujarnya.
(Baca: Daftar Provinsi Penghasil Cengkeh di Indonesia pada 2024)