Petani Perkebunan Indonesia yang Kaya Kurang dari 1% pada 2024

Menurut Institute for Demographic and Poverty Studies (IDEAS), pada 2024, hanya 0,08% petani perkebunan di Indonesia yang masuk kelas ekonomi kaya.

Mayoritas petani perkebunan tergolong calon kelas menengah dengan persentase 59,13%. Kemudian 21,76% rentan miskin, 13,15% kelas menengah, dan 5,88% miskin.

IDEAS memperoleh angka ini dari analisis terhadap hasil Survei Sosial Ekonomi Nasional Badan Pusat Statistik (BPS) pada 2024.

(Baca: Beda Pengeluaran Kelas Atas, Menengah, dan Miskin di Indonesia)

Selain di sektor perkebunan, IDEAS menemukan ada cukup banyak penduduk miskin dan rentan miskin di sektor pertanian hortikultura, serta padi dan palawija.

Pada 2024, proporsi petani hortikultura yang rentan miskin mencapai 21,53% dan miskin 7,29%.

Kemudian proporsi petani padi dan palawija yang rentan miskin 25,10% dan miskin 9,26%.

Menurut IDEAS, tingginya proporsi penduduk miskin dan rentan miskin di tiga sektor tersebut mengindikasikan adanya korelasi antara sektor pertanian dengan tingkat kesejahteraan yang rendah.

"Rendahnya produktivitas, keterbatasan akses terhadap teknologi dan permodalan, serta ketidakstabilan harga hasil pertanian menjadi faktor-faktor yang berkontribusi terhadap kondisi tersebut," kata IDEAS dalam laporannya.

(Baca: Tenaga Kerja Pertanian RI Menyusut, Bergeser ke Industri dan Jasa)