Minyak makan merah—atau disebut juga minyak merah—merupakan salah satu jenis minyak nabati dari olahan buah sawit.
Sama seperti minyak sawit biasa, minyak merah bisa digunakan untuk menggoreng makanan. Namun, minyak merah diklaim lebih kaya vitamin dibanding minyak goreng yang kini beredar di pasaran.
Berdasarkan data yang dihimpun Tungkot Sipayung, Direktur Eksekutif Palm Oil Agribusiness Strategic Policy Institute (PASPI), minyak merah mengandung karoten (vitamin A) dengan konsentrasi 753 parts per milllion (ppm).
Kandungan tersebut jauh melampaui karoten (vitamin A) dalam minyak goreng biasa yang maksimalnya hanya 20 ppm.
Minyak merah juga tercatat mengandung vitamin E dan senyawa squalene lebih tinggi, dengan rincian seperti terlihat pada grafik.
Berbagai senyawa bioaktif tersebut memiliki manfaat untuk kesehatan. Vitamin A bisa mendukung pembentukan tulang, pertumbuhan sel tubuh, meningkatkan daya tahan tubuh, serta menjaga kesehatan mata.
Vitamin E bisa meningkatkan kekebalan tubuh dan menjaga kesehatan kulit, kemudian senyawa squalene bisa menurunkan kolesterol dalam darah dan membantu mencegah penyakit jantung.
Dengan berbagai kelebihan tersebut, PASPI menilai minyak merah tak hanya bisa dijadikan minyak goreng, tapi juga bisa diolah menjadi produk suplemen atau multivitamin.
Adapun kini Indonesia telah memiliki pabrik percontohan minyak merah di Deli Serdang, Sumatera Utara.
Pabrik minyak merah pertama di Indonesia tersebut diresmikan Presiden Jokowi pada Kamis (14/3/2024).
"Harga minyak makan merah ini lebih murah dari minyak goreng yang ada di pasaran. Artinya, barang ini bisa bersaing di pasar," kata Jokowi dalam siaran persnya.
"Kandungan vitamin A dan vitamin E dalam minyak makan merah juga terjaga. Hal ini menjadikan produk ini tidak hanya sehat tetapi juga ekonomis bagi masyarakat," ujarnya.
(Baca: Konsumsi Sawit untuk Biodiesel Meningkat, Lampaui Pangan)