Angka Ketidakcukupan Konsumsi Pangan Penduduk Sumba Timur Naik 9,87% pada 2023

1
Irfan Fadhlurrahman 14/08/2024 10:36 WIB
Image Loader
Memuat...
Prevalensi Ketidakcukupan Konsumsi Pangan di Kabupaten Sumba Timur, Nusa Tenggara Timur (2017-2023)
databoks logo
  • A Font Kecil
  • A Font Sedang
  • A Font Besar

Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan, prevalensi ketidakcukupan pangan (Prevalence of Undernourishment/PoU) di Kabupaten Sumba Timur, Nusa Tenggara Timur sebesar 9,87% pada 2023.

Angka tersebut naik 2,16% dari tahun sebelumnya sebesar 7,71%, sedangkan dalam 5 tahun terakhir turun 1,62%.

Rata-rata PoU Indonesia sebesar 8,53% pada 2023. Berarti, PoU di Kabupaten Sumba Timur lebih tinggi dibandingkan dengan rata-rata nasional.

Menurut Badan Pangan Nasional (Bapanas), PoU merupakan suatu kondisi seseorang, secara regular, mengkonsumsi jumlah makanan yang tidak cukup untuk memenuhi energi yang dibutuhkan untuk hidup normal, aktif, dan sehat. Indikator tersebut dapat digunakan sebagai alat untuk melihat kondisi kerawanan pangan dan gizi.

Ini artinya, penduduk di Kabupaten Sumba Timur yang mengkonsumsi makanan, tetapi kebutuhan energinya kurang, tidak sampai 9,87% dari total penduduk.

Dibandingkan dengan 21 kabupaten/kota lain di Provinsi Nusa Tenggara Timur, PoU di Kabupaten Sumba Timur ada di urutan ke-2. Wilayah dengan PoU terendah (urutan teratas) yakni Kabupaten Sumba Barat Daya (7,99%) dan tertinggi (urutan terakhir) yakni Kota Kupang (23,07%).

Berikut ini daftar PoU terendah di 10 kabupaten/kota Provinsi Nusa Tenggara Timur pada 2023.

  1. Kabupaten Sumba Barat Daya: 7,99%
  2. Kabupaten Sumba Timur: 9,87%
  3. Kabupaten Manggarai Barat: 10,39%
  4. Kabupaten Sabu Raijua: 10,63%
  5. Kabupaten Ngada: 10,93%
  6. Kabupaten Sumba Tengah: 11,55%
  7. Kabupaten Manggarai Timur: 12,9%
  8. Kabupaten Ende: 13,1%
  9. Kabupaten Manggarai: 13,62%
  10. Kabupaten Nagekeo: 13,85%

(Baca: Data 2022: Indeks Pembangunan Teknologi Informasi dan Komunikasi - Sub Indeks Akses dan Infrastruktur di Kalimantan Barat Tumbuh -2,78%)

Data Stories Terkini

Data Populer

Lihat Semua